Header Ads

Brother Mom (Cerpen)

Brother Mom


          Saatku duduk di bangku SMA, ada sebuah coklat di laci mejaku. Sungguh senangnya semua hal bahagia menghampiri otakku. Siapakah gerangan yang mengirimkan coklat ini?. Coklat ajaib yang di atasnya terdapat sobekan kertas bertuliskan “I LOVE YOU”. Akankah coklat ini menjadi awal petualanganku menjalani hidup di masa depan.
       Pangerankah?, goblinkah?, aku tak peduli tidak ada yang tau semua itu misteri sungguh ajaib. Menyenangkan menyelidiki pengirimnya lirik kanan dan lirik kiri mungkinku menemukan petunjuk. Tapi coklat ini terlalu misterius untukku tidak ada petunjuk yang tertinggal. Ku bawa pulang dan kutaruh di kulkas, terlalu ajaib untukku makan akan ku jadikan sebuah harapan.
        Pertama kalinya aku sangat senang, air mata mengalir begitu saja. Gadis gagap sepertiku apakah ada yang mau? Mungkin ini hanya lelucon yang biasa di mainkan.  Pikiran-pikiran negatif bermunculan dari segala penjuru mencoba menghancurkan harapanku. Takan ku biarkan mereka menghancurkanku, coklat ajaib tolong berikan kekuatan padaku untuk menahan semua pikiran-pikiran ini.
          Sebatang asa yang kutemukan di dunia yang gelap akanku cari lagi pemiliknya. Aku berjanji akan mencintai siapapun yang mengirimkan coklat ini jika dia tulus memberi ini padaku. Ya mungkin aku menjadi seperti wanita murahan yang cintanya dapat di beli hanya dengan sebatang coklat. Tapi memang itulah aku kelemahanku. Menjadi gagap sangatlah berat untukku sudah banyak laki-laki yang pergi saat mendengar suaraku, sudah banyak permenkaret yang dilempar ke rambutku, sudah banyak bullyan-bullyan yang tak bisa ku hitung lagi. Bagiku sebatang coklat murah ini adalah segalanya.
       Tiba-tiba sebuah teriakan ala rocker terdengan dari Hpku nada dering lagu “Kamu nyata” memenuhi ruangan. Ku lihat hpku dan ku dapati sebuah SMS dari nomor yang tidak ku kenal. “Maaf Lan, kemarin gw salah sasaran gw kira yang duduk di bangku itu gebetan gw taunya salah”. Huft... Aku tarik nafas dalam-dalam dan ku hembuskan berkali-kali. Bohong kalau aku bilang “gakpapa” tapi mau gimana lagi inilah hidup. Ku balas SMS tadi “iya gakpapa kok anggap aja latihan heheee... Lain kali semoga berhasil ya”. Nomor tidak di kenal tadi tidak lagi membalas, aku sengaja tidak menanyakan apapun padanya aku tau pasti dia malu banget buat SMS kaya tadi ke aku.
         Beberapa minggu kemudian temanku Lulu yang duduk di belakangku jadian dengan Yogi calon siswa terbaik di sekolahku.  Aku senang mereka bisa jadian itu tandanya doa balasan SMSku terkabul. Tapi sekarang Yogi seperti menghindariku dia tidak mau berada di dekat kelasku. Mungkin karena takut aku buka mulut soal coklat yang lalu.
Melihat Lulu dan Yogi membuatku iri dan merajuk. Hari gini anak SMA belum pernah pacaran apa kata dunia?. Gila coy apa sengenis ini hidupku. Apa sepenting itu suara? Apa wajahku yang menawan ini gak cukup?. Masa remajaku galtot.

Brukkk...! “Aduh!” Karena pikiranku yang kacau aku menabrak tongsampah. Semoga gak ada yang liat.
“Kamu gakpapa?” Terdengan suara nada barito di belakangku, akupun dengan reflek nengok ke arah belakang. “Waw...!” Kakak kelas cogan.
“I... i... iya ga... papa” Malu banget rasanya mukaku langsung memanas bertanda warnanya sudah berubah. Aku putuskan untuk lari karena malu. Tapi Brukk... aku jatuh lagi kali ini nabrak kursi panjang. Dalam hatiku bertiriak “Please kill me i can’t hold this situation”.
“Kamu lucu aku suka kamu” ??? Ngomong opo? Tadi kakak cogan ngomong apaya? Aku nengok ke arahnya.
“Aku suka kamu. Gak perlu di jawab kalau kamu mau nanti malem kita dinner di restoran deket sekolah. Aku duluan ya ada latihan”. Woi! Woi! Aku aja belum tau namanya ketemu aja baru. Tiba-tiba dia megang tangan aku, ngebantuin diri terus bilang suka sama aku?.

      Mungkin karena suram akut dan gak percaya akan situasi ini aku menusuk tanganku sendiri dengan pulpen dari sakuku. Setelah nancep ternyata rasanya sakit, berarti malem ini aku harus dandan cantik terus pergi ke restoran tar malem.

***

       Malampun tiba aku di antar omku ke resto yang kakak cogan tadi siang bilang. Omku berkata “Hati-hati dunia tidak seindah yang kamu pikir” tapi gak bakal aku denger omku cuma seorang pria gendut yang super ngenes umur 40 masih sendiri. Aku gak mau denger kata-katanya.
         Aku masuk ke restoran dan bertemu dengan kakak cogan tadi. Ternyata namanya adalah Dika, ia sangat baik dan peka. Bahkan ia menyadari bekas tusukan pulpen tadi di telapak tangan kiriku. Ia berkata bahwa sudah beberapa minggu ini dia menjadi stalkerku. Baru ku sadari juga selama beberapa minggu ini gak ada yang jail terhadapku ku yakin dia yang mengusir. Benar-benar pria yang baik cocok jadi suamiku aku akan mencintainya selamanya.
     Setelah makan aku pulang dengan omku yang nunggu di parkiran sedari tadi. Di jalan aku ceritakan semua kebahagiaan yang ku rasakan barusan. Dan omku berkata “Hati-hati dengan orang seperti itu. Terlihat tanpa kekurangan berarti dia lebih mengerikan dari orang yang banyak kekurangannya. Dia pandai menyembunyikan kekurangan seperti para penipu atau koruptor”. Lagi-lagi perkataan omku tak ku dengar.
      Besoknya kak Dika mengajakku jalan lagi ia menjemputku di rumah om. Memang aku sudah setahun tinggal dengan om, aku di paksa sama mamah buat bantu kakaknya yang suramnya minta ampun. Omku sangat benci dengan manusia dan tidak mau berada di sekitarnya tapi dia cuma bisa masak mie makannya badannya bulet. karena itu sekalian SMA aku di suru ngurusin omku. Sebenernya siapasih yang jadi om? Huft... ya tapi gakpapalah kalau di sini aku boleh pacaran senang sekali rasanya.
     Selama di perjalanan dengan mobil mataku di tutup katanya dika mau memberiku kejutan. Beberapa jam kemudian kurasakan laju mobil dika terhenti mungkin sudah sampai aku sangat senang. Akupun membuka ikatan mataku dan alangkah terkejutnya aku. HUTAAANNN...!!! Aku di ajak ke hutan tak lama kemudia banyak pria yang mendatangi mobil kami. Tiba-tiba aku di tarik keluar dan baruku tersadar inilah akhir perjalanan hidupku lebih suram dari pada omku. Aku menangis dan berteriak “Ooommm...”.
        Tiba-tiba orang-orang yang mendekati mobil teriak kesakitan ternyata omku datang dengan para polisi di belakangnya. Omku memang kerja sambilan sebagai tim IT kepolisian, dia datang menyelamatkanku aku menangis sejadi-jadinya. Omku mengajak pulang di perjalanan aku memandangi wajah omku yang berlipat-lipat. Dalam hati aku bersyukur memiliki om seperti dia. Omku meminta maaf telah membiarkanku jadi umpan, tapi dia juga punya alasan kuat untuk menambah pengalamanku.
     Ke esokan harinya aku bangun siang dan bolos sekolah, aku langsung pergi kedapur untuk memasak sepertinya om sudah lapar dari tadi. Entah kenapa aku sangat senang, Pandanganku terhadap om tidaklah seperti sebulumnya sekarang ia terlihat sedikit lebih keren. Makanan udah jadi kami makan berdua di ruang makan. Rumah besar, mobil mewah, uang udah gak bisa di itung. Tapi tinggal sendiri omku memang suram akut.

“Kamu udah baikkan ya Wulan? Tenang aja wulan cinta  mah gak usah buru-buru, tar juga dateng sendiri. Kamukan baik pasti nanti pasangannya juga baik” Omku membuka percakapan
“O...Om... Ka...kan... ba...ba...ik ko...ko...k be...be...lum pu...pu...nya pa...pa...sangan?” Aku langsung menyekak perkataannya.
“Om bukannya belum punya pasangan Lan. Cewek-cewek juga banyak yang suka sama om. Tapi om gak mau punya pasangan om lebih suka sendiri karena dari kecil om memang begini. Om gak suka sama dunia yang kaya gini. Dulu om juga kaya kamu suka di bully karena gendut tapi setelah om kaya semua muji-muji. Om gak mau punya anak di dunia ini Lan. Anak om gak pantes hidup di dunia ini”.


       WHAT??? Perkataan omku sungguh mengejutkan. Aku baru mengerti kenapa dia suka sendirian. Mungkin karena ejekan-ejekan yang di terimanya dulu. Dan mungkin juga omku sudah lebih dulu mengerti sekarang ini banyak yang suka padanya tapi gak ada yang tulus semua karena harta. Cara pandang omku tidak lah aneh justru pola pikirku yang terlalu sempit. Sial! Cottomate kudasai!!! kalau begini aku bisa-bisa jatuh cinta sama omku sendiri.

By : Almando Qashmal Al-khairi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.